![]() |
Lambang Daerah Kabupaten Manggarai |
Kabupaten Manggarai: Mendalam ke dalam Sejarah, Geografi, dan Kearifan Budaya yang Kaya di Flores Barat NTT
Kabupaten Manggarai dengan Ibukotanya Ruteng, yang terletak di pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, adalah destinasi yang penuh dengan pesona sejarah, keindahan geografis, dan warisan budaya yang memikat. Dengan luas wilayah mencapai 2.096,44 km² dan populasi yang berjumlah 325.530 jiwa pada tahun 2021, kabupaten ini merupakan kawasan yang kaya akan keberagaman dan potensi alamnya.
![]() |
Gambar Ilustrasi Maket Kabupaten Manggarai |
Sejarah Kabupaten Manggarai yang Panjang dan Kaya
Menyelusuri sejarah Kabupaten Manggarai, kita akan menemui jejak-jejak panjang peradaban. Nama "Manggarai" konon berasal dari kata "Manggara," yang artinya "tanduk" dalam bahasa setempat. Legenda mengisahkan bahwa orang-orang dari kerajaan Majapahit yang datang ke pulau Flores pada abad ke-14 memberikan nama ini setelah melihat bentuk pegunungan yang menyerupai tanduk di wilayah ini.
Selama masa kolonial, Kabupaten Manggarai menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah, termasuk perang melawan Belanda, perlawanan terhadap Jepang, dan era perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh nasional seperti Frans Seda, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri pada era Orde Lama dan Orde Baru, juga berasal dari Kabupaten Manggarai. Pada tahun 2007, kabupaten ini mengalami pemekaran menjadi tiga bagian, yaitu Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kabupaten Manggarai Barat, dengan tujuan meningkatkan pelayanan publik dan pembangunan daerah.
Keanekaragaman Geografis dan Iklim yang Menyegarkan Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai menawarkan keindahan geografis yang beragam. Terletak di sebelah barat Pulau Flores, kabupaten ini berbatasan dengan Laut Flores di utara, Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo di timur, Laut Sawu di selatan, dan Kabupaten Manggarai Barat di barat.
Topografinya bervariasi, mulai dari dataran tinggi yang didominasi oleh pegunungan hingga dataran rendah. Iklim muson tropis membawa dua musim, musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara yang nyaman berkisar antara 18°C hingga 28°C, dengan curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per tahun.
Kekayaan Alam dan Potensi Ekonomi Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai tidak hanya menawarkan panorama alam yang menakjubkan, tetapi juga melimpahkan sumber daya alam. Tanah subur, air, hutan, pertanian, peternakan, perikanan, dan sektor pariwisata menjadi potensi utama. Kopi, cengkih, kemiri, kakao, jagung, padi, sayur-mayur, buah-buahan, ternak, ikan, dan rumput laut adalah beberapa komoditas unggulan yang dihasilkan oleh kabupaten ini.
Kekayaan Budaya yang Memukau Kabupaten Manggarai
![]() |
Gambar Ilustrasi Rumah adat Manggarai Mbaru Niang |
Budaya Kabupaten Manggarai mencerminkan kekayaan dan keberagaman masyarakatnya. Dengan suku-suku seperti Manggarai, Rembong, Waerana, Riung, dan Palue, kabupaten ini menjadi rumah bagi beragam bahasa, adat, seni, dan kepercayaan.
Salah satu keunikan budaya yang terkenal adalah tarian perang Caci, yang melibatkan pemuda dan menggunakan cambuk serta perisai sebagai elemen kunci. Caci, sering dipentaskan pada upacara adat seperti pernikahan, panen, atau hari raya, menjadi simbol keberanian dan kekuatan masyarakat Manggarai.
Bukan hanya Caci, Kabupaten Manggarai juga memiliki warisan budaya lain yang menarik, termasuk Compang, Gendang Beleq, dan Tenun Ikat. Compang adalah tempat suci berbentuk lingkaran, Gendang Beleq adalah seni musik dengan gendang besar dan terompet, sedangkan Tenun Ikat adalah karya seni tekstil dengan teknik pewarnaan dan penenunan benang motif tradisional.
Potret Kecamatan di Kabupaten Manggarai
Kabupaten Manggarai terdiri dari 12 kecamatan yang kaya akan kehidupan dan aktivitas masyarakatnya. Dengan jumlah penduduk yang beragam di setiap kecamatan, kabupaten ini menjadi pusat kehidupan dan kegiatan ekonomi.
Berikut adalah beberapa kecamatan di Kabupaten Manggarai beserta jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2020, 2021, dan 2022:
Kecamatan |
Laki-Laki
(2020-2022) |
Perempuan
(2020-2022) |
Total (2020-2022) |
Satar Mese |
33,917 |
34,260 |
34,651 |
Satar Mese Barat |
18,944 |
19,030 |
19,140 |
Satar Mese Utara |
14,854 |
15,170 |
15,512 |
Langke Rembong |
65,626 |
65,631 |
65,716 |
Ruteng |
41,533 |
41,801 |
42,123 |
Wae Rii |
28,788 |
29,119 |
29,491 |
Lelak |
12,111 |
12,245 |
12,395 |
Rahong Utara |
22,180 |
22,334 |
22,518 |
Cibal |
24,286 |
24,460 |
24,667 |
Cibal Barat |
16,394 |
16,512 |
16,652 |
Reok |
19,291 |
19,436 |
19,606 |
Reok Barat |
14,931 |
15,043 |
15,175 |
Kab. Manggarai |
312,855 |
315,041 |
315,041 |
Kecamatan |
Jumlah Penduduk (2023) |
Luas Wilayah (km²) |
Ibu Kota |
Satar Mese |
33.917 |
199,44 |
Satar Mese |
Satar Mese Barat |
18.944 |
178,72 |
Satar Mese Barat |
Satar Mese Utara |
14.854 |
129,96 |
Satar Mese Utara |
Langke Rembong |
65.626 |
134,16 |
Langke Rembong |
Ruteng |
41.533 |
108,06 |
Ruteng |
Wae Rii |
28.788 |
126,16 |
Wae Rii |
Reok |
19.291 |
146,52 |
Reok |
Reok Barat |
14.931 |
115,76 |
Reok Barat |
Cibal |
24.286 |
148,24 |
Cibal |
Cibal Barat |
16.394 |
129,96 |
Cibal Barat |
Rahong Utara |
22.180 |
172,36 |
Rahong Utara |
Lelak |
12.111 |
170,32 |
Lelak |